Studio Musik, Bisnis atau Hobi ???

Music Studio , Bisnis atau Hobi ?
Qibarstudio
Ketika sebuah hobi berubah menjadi peluang di situ lah saatnya pundi-pundi uang mengalir dengan lempang. Namun ternyata merubah hobi menjadi bisnis bukanlah perkara mudah semata, karena hal ini didukung oleh basic atau tujuan kita yang utama. Hal ini sudah saya alami,hehe, saya pernah membuka sebuah studio musik bernama QIBAR STUDIO , di dekat rumah saya, dikota medan,di daerah Jl. Sisingamangaraja. Awalnya ya jujur saja saya sangat ingin menjadi seorang musisi, punya lagu dan bisa membawakannya di panggung rigging extra besar dengan kapasitas penonton ratusan ribu, ahahahaha, big dream maybe come be true. Saya memulai hobi saya dengan membuat lagu ( kebetulan saya jago nulis dan aransemen lagu, hahaha, narsis sangat ya ) lalu mencari teman buat ngband dan petualangan pun dimulai. Orang tua cukup mendukung niat dan hobi saya, dan tidak kepalang tanggung saya langsung buat studio musik pribadi saya sendiri dengan instrumen dan sound system seadanya.
Begini nih om kira-kira penampakannya



Lumayan nyaman bukan ??? :D , ya semua saya yang mendekorasi, dari membeli busa peredam, pemilihan tebal papan softboard, jenis kain pelapis busa, instrumen hingga audio dan peralatan lainnya. Sangat memuaskan hasilnya dan saya sangat senang saat itu apalgi orang tua sangat mendukung, how lucky bastard am i, hahahaha. Tapi meskipun studio bagus punya , teman-teman band juga skillful punya, ternyata bukan uang juga jatuhnya yang menjadi penyebab kegagalan, tapi tak lain adalah mental. Ternyata lahir dan besar di kota kelahiran (Medan) belum pernah merantau, membuat kami ( termasuk saya ) ketar ketir dan down saat harus merantau ke Ibu Kota. Apalagi dulu juga sering gembar gembor kalau wong Medan mau jadi anak band di jakarta pasti kandas. Entah itu benar atau tidak atau cuma mitos bin legenda saya pun tidak tahu sampai sekarang. Namun setahu saya memang anak medan yang bisa ke jakarta dan sukses itu cuman Panbe*s saja. Ya sudahlah kita lupakan saja soal karir dan mitos itu , toh kalau emang jiwa seni sejati dimanapun pasti bisa berkarir termasuk saya (saat ini buat lagu lewat ipad dengan aplikasi garage band), tidak peduli apa kata orang, betul bukan??? :D
Oia ini foto waktu masi muda dulu, hihihi, ( boleh di add kalo berkenan )

Peluang dan Pundi Uang
Akhirnya setelah semangat sedikit menyurut, akhirnya studio saya yang bagus dan indah itu pun dijadikan tempat kumpul dan bergadang buat main ps, padahal kata om roma bergadang itu baik kalau tidak ada tujuan, hahaha. Lalu salah satu teman nyeletuk bilangin ke saya " bar ( panggilan saya rizki akbar disingkat jadi qibar) kok ga di jadiin studio rental aja nih, sayang kan?? Daripada gini2 aja lek?? Jadilah saya berfikir buat merentalkan studio saya ini. Sebenarnya sayang sih tapi ya daripada di anggurin gitu aja. Akhirnya alat-alat yang belum lengkap atau masih kurang pun mulai saya hunting supaya alatnya lengkap.
Finally juni 2009 pun studio resmi saya launching, dan ya seperti dugaan, di awal-awal jumlah pelanggan??? Wuihhhh sangatttt ..... Sedikit. Gubrak,, hahahaha. Namun itu hanya di sebulan awal saja, saya langsung promosi ke beberapa sekolah yang berdekatan dengan lokasi qibarstudio. Semakin banyak pelanggan semakin banyak uang, saya tambah usaha saya dengan berjualan minuman dan peralatan alat musik seperti senar. Usaha semakin maju namun ternyata manajemen saya yang lemah dalam mengatur arus cash flow keuangan saya membuat hasilnya tidak terlihat, dan ditambah dengan kerusakan yang terjadi dan keluar masuknya karyawan serta minimnya pengetahuan karyawan membuat saya pusing tujuh keliling dan menutup usaha saya ini. Usaha saya resmi tutup pada November 2011, tidak terasa 2 tahun juga usaha studio ini sudah saya tekuni dan menurut saya kelemahan yang bisa sharing pada studio musik saya ( sekali lagi studio musik saya, jadi pendapat ini tidak mewakili siapapun yang memiliki usaha yang sejenis seperti saya ) adalah :
  1. Manajemen tidak terarah ( cash flow tidak tertata rapi )
  2. Kesulitan mencari karyawan yang memiliki pengetahuan soal musik
  3. Alat musik qibarstudio tidak selalu up to date , karena pelanggan suka membandingkan studio dan pesaing, jadi selalu ingin alat baru.
Diantara 3 hal di atas, nomor 3 lah yang paling sulit untuk diatasi, karena kulaitas studio kita bisa dibilang bergantung pada pelanggan juga. Sebagian pelanggan yang tidak terlalu mahir bermain alat musik akan menyalahkan alat musik kita bilamana dia bermain tidak optimal. Pelanggan yang tidak terlalu mahir juga tidak terlalu mengerti soal suara, lebih ke penampilan atau fisik alat musik, sehingga pemilik studio musik akan terus diminta untuk memperbaharui alat musik. Bukankah teman-teman tahu tidak murah mengganti gitar ataupun speaker, apalagi jika speaker itu sudah maksimal kita anggap kualitasnya seperti merek marsh*l. Begitupun sebagai penyedia jasa memang itu sudah tugas kita, namun ya itulah dia cukup berat menurut saya, hahaha.






Itulah semua sekilas pengalaman yang saya alami soal studio musik saya, yang hanya kurang lebih 2,5 tahun. Mungkinpengalaman saya masih sangat sedikit tapi saya juga punya beberapa tips untuk sobat ane yang mau membangun bisnis ini, ataupunsedang mengelola bisnis ini :
  1. Undanglah atau ajaklah teman yang group bandnya sudah punya reputasi di kota sobat, ototmatis akan ikut mendongkrak reputasi studio musik kita.
  2. Supportlah lokal talent, seandainya mereka jadi band besar, biasanya tempat mereka nongkrong juga akan ikut besar.( contohnya ya band yang di stasiun no 12 itu, hehehe).
  3. Seringlah menawarkan alat band sobat ke sekolah atau kampus, dalam rangka pensi, festival ataupun acara ulang tahun maupun reunian agar alat nya makin dikenal. Bila kekurangan sound jalin kerjasama pihak ketiga dengan pihak penyedia sound ( karna setau saya kalau punya sound gede besar sangat biaya nya )
  4. Bila si pemilik studio adalah artis lokal, maka akan sangat mendongkrak popularitas studio ini ke teman2 sesama anak band.
  5. Buatlah komunitas di studio dan buat lah ciri khas nya sendiri, agar teman-teman sesama anak band sering kumpul dan menjadikan studio sobat ane sebagai basecamp ( basecamp dalam hal positif pastinya, kalau sebagai hal negati nanti akan saya posting di postingan berikutnya, mengenai "kenakalan" dana kelucuan anak band selama di studio,hahaha)




Hobi atau bisnis?

Jadi menurut saya bila ada teman-teman yang mau atau berniat berbisnis studio musik ini, mungkin pengalaman saya bisa dijadikan referensibila berkenan, dan bila ada teman yang saat ini punya studio sebagai hobi dan ingin menjadikannya bisnis lebih baik di prepare sematang mungkin. Karena bila "iseng" seperti saya jadinya begini, sedikit sepele, kurang serius ( mungkin ) dan kurang menghargai ( mungkin juga, hehe). Jadi teman yang ingin menjadikan studio pribadinya jadi pundi uang mungkin lebih di seriusin , jangan sampai seperti saya. Oke mungkin pengalaman saya bisa diantisipasi oleh teman semua. Berikut saya akan sharing soal garage band dan kejahilan anak band selama studio.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »